Bagi pencinta horor, menonton film yang mampu memacu adrenalin dan membuat bulu kuduk berdiri adalah pengalaman yang tak ternilai. Salah satu film yang wajib ditonton adalah “Hereditary” (2018) karya Ari Aster. Film ini tidak hanya menawarkan jump scare, tetapi juga atmosfer mencekam dan kisah keluarga yang tragis. Dengan akting luar biasa dari Toni Collette, “Hereditary” menyuguhkan horor psikologis yang mengguncang batin dan sulit dilupakan.

Rekomendasi kedua adalah “The Conjuring” (2013) yang disutradarai oleh James Wan. Berdasarkan kisah nyata dari pasangan paranormal Ed dan Lorraine Warren, film ini berhasil membangun ketegangan yang konstan sejak awal hingga akhir. Elemen-elemen supranatural seperti kerasukan, boneka menyeramkan, dan rumah berhantu membuat “The Conjuring” menjadi favorit penggemar film horor modern.

Film ketiga yang layak masuk daftar adalah “The Babadook” (2014), sebuah film horor asal Australia yang menyajikan cerita dengan pendekatan simbolis dan emosional. Mengisahkan seorang ibu tunggal yang harus menghadapi monster misterius dari buku cerita anak, film ini lebih dari sekadar horor; ia juga menyentuh tema kehilangan dan depresi. Dengan gaya penyutradaraan yang unik, “The Babadook” berhasil menciptakan ketakutan yang lebih mendalam dan filosofis.

Terakhir, ada “Midsommar” (2019), juga karya Ari Aster, yang menawarkan pengalaman horor yang berbeda. Alih-alih kegelapan malam, film ini berlatar di siang hari di sebuah festival aneh di Swedia. Warna-warna cerah dan pemandangan indah justru menjadi kontras yang memperkuat nuansa mengganggu. “Midsommar” memberikan sensasi horor yang lambat namun terus merayap, menjadikannya tontonan yang mengganggu pikiran lama setelah credits akhir bergulir.